Adakah Pemimpin Seperti Dia?

Diceritakan bahwasannya kerajaan persi mengirim suatu ketika seorang untuk menemui amirul mukminin Sayyidina Umar bin Khattab. Tatkala ia telah sampai di Madinah dia mencari kerajaan Sayyidina Umar pemimpin orang-orang mukmin saat itu. Lantas lantas ia bertanya pada seseorang: maaf apakah kau tahu istana Umar bin Khattab? Dan seseorang itupun secara kontan menunjukkannya pada sebuah rumah kecil didekat into gerbang madinah. Dan kaget lah dia ketika melihat rumah seorang kholifah tidak meiliki kemegahan, keindahan dan tidak mempunyai singgasana seperti di kerajaan persi. Dengan rasa tak percaya ia berjalan menuju rumah tersebut dan mencari beliau. Lantas ia dapati Sayyidina Umar sedang tidur dibawah bayang-bayang pohon didekat rumahnya tanpa dikelilingi pasukan ataupun pembantu.
Lalu utusan itu berdiri didepan beliau dan berkata:
KAMU ADIL!
KAMU AMAN!
MAKA  KAU TIDUR WAHAI UMAR!
Maksud dari perkataan utusan ini adalah “kamu orang yang adil pada semua kaummu sehingga kau aman-aman saja tidur dibawah pohon tanpa penjaga ataupun pembantu!
Kawan-kawan ini adalah kisah yang kuterjemah sadur dari kitab “alqiroatul mukassafah” hanya sedikit yang aku ambil sebenarnya masih banyak cerita tentang keadilan dan kelembutan beliau Sayyidina Umar bin Khattab. Dan ketahuilah ini kisah sahabat nabi Muhammad, bila sahabatnya saja begini apalagi beliau nabi Muhammad?

Sholeh & Iblis

Sholeh seorang yang sangat alim! Ketika ia mendengar bahwa “dikampungnya sekarang penduduk berbondong-bondong ke dekat sungai dan memberi sesajen pada pohon” ketika itu dia langsung naik pitam sepitam-pitamnya srigala hitam dan berkata: “ Kurang ajar kenapa mereka menyembah pohon yang tidak bisa apa-apa itu?”. Seketika itu juga Sholeh mengambil gergaji mesin dan kebetulan ia memang tukang potong pohon yang tumbang, sambil menyebut nama tuhannya "Allahu Akbar" ia berjalan dengan pasti dan terus menyebut nama tuhannya bertalu-talu, kurang sejengkal sampai di dekat pohon Iblis muncul dengan bersandar dipohon itu. Dan terjadilah percakapan,
Iblis berkata: “ Mau kemana kamu sholeh?”
Sholeh: “Mau memotong pohon itu!
Iblis: “Kenapa kau memotongnya? kan pohon ini tidak tumbang atau roboh!
Sholeh: “Karena penduduk desa ini telah menyembah pohon itu dan menyekutukan tuhan mereka!
Iblis: “lantas apa maumu? Tinggalkan kemauanmu tuk memotong pohon ini!” (sambil marah)
Sholeh: “Bagaimana bisa! Bagaimana aku meninggalkan kemauanku ini? sedang kewajibanku adalah menegakkan kebenaran dalam agamaku dan memberi petunjuk manusia, kamu Iblis yang terlaknat! kau melukis kekufuran dan kebatilan dengan keindahan di dunia ini! Aku ingin mengajak penduduk desa ini kembali kejalan yang benar! Minggir kau!
Seketika itu juga Iblis tidak terima dengan perkataan dan maksud Sholeh untuk memotong pohon. Lantas terjadilah duel antara mereka berdua. Sholeh berhasil membuat iblis jatuh ketanah dan terjungkir balik, lalu Sholeh duduk diatas dadanya sambil menghunuskan gergaji dan berkata: “Apakah sekarang kau sudah tahu kekuatanku wahai iblis yang terkutuk!?” Lantas Iblis berkata dengan suara lirih: “ Ya sekarang aku tahu! Tinggalkan aku dan lakukan apa yang kamu mau sholeh”. Sholeh yang lelah setelah berkelahi akhirnya pulang dan memutuskan tuk memotong pohon itu esok pagi.
Pagi hari setelah ayam berkokok dan mandi, Sholeh kembali membawa gergaji mesinnya menuju arah pohon yang akan ditumbangkannya, akan tetapi lagi-lagi iblis menghalanginyadan mengajaknya berduel kembali (mungkin dia ingin balas dendam dengan kekalahannya kemarin) terjadilah pertarungan yang sangat sengit pagi itu dan akhirnya kembali si sholeh sebagai pemenangnya dan membuat iblis jungkir balik tak karuan diatas tanah dan terjadi perbincanang seperti kemarin, akan tetapi sekarang iblis mulai memutar otak bagaimana cara mengalahkan Sholeh tanpa harus berkelahi kemudian ia menemukan ide untuk membujuk Sholeh dengan sebuah perjanjian.
Iblis: “Wahai sholeh kau menang lagi kali ini! Maka lakukanlah apa yang kau mau hari ini!” (dalam keadaan tergeletak tak berdaya)
Sholeh: “Tidak! Aku sudah lelah hari ini, esok saja kan kupotong pohon itu” (sambil ngos-ngosan)
Iblis: “Hai Sholeh aku punya ide, bagaimana kalau kau tinggalkan saja niatmu itu!
Sholeh: “Apa katamu!” (sambil mengacungkan gergaji kemuka iblis yang tergeletak lemah)
Iblis: “Tunggu! Sabar dulu, kau belum mendengarkan semua perkataanku, begini! Bagaimana kalau kau tinggalkan saja niatmu untuk memotong pohon itu dan sebagai gantinya kan kupersembahkan setiap hari emas sebanyak 1 kilo untukmu! ” (sambil merayu memohon)
Lalu Sholeh pun berpikir dalam keadaan lelah dan ngos-ngosan, wah bagus juga itu! Dan akhirnya Sholeh berkata: “Ok kalau begitu! Tapi dimana aku kan mengambilnya?” (dengan nada memburu dan ingin segera tahu)
Iblis: “Santai saja! Aku tidak akan jauh meletakkannya, aku terserah kamu saja. Sambil berkata dalam hati “ akhirnya kena juga kau!”” (Dan ia tertawa dalam hatinya)
Sholeh: “Bagaimana kalau di bawah bantalku?
Iblis: “Ok! Ide yang cemerlang, aku akan menaruh emas itu dibawah bantalmu sehingga saat kau bangun dari tidur kau bisa langsung mengambilnya.
Setelah perjanjian itu Sholeh pulang meninggalkan pohon itu, dengan rasa lelah akibat berduel dengan Iblis dan rasa senang dengan emas yang akan ia ambil setiap hari dari bawah bantalnya setiap bangun pagi. Lantas iblispun melaksanakan janjinya seperti apa yang ia katakan kemarin, menaruh emas sebanyak 1 kilo dibawah bantal Sholeh sebelum ia bangun pagi. Dan Sholeh setiap hari mengambil emas itu setiap ia bangun tidur setiap hari.
Sampai pada suatu pagi hari Sholeh menjulurkan tangannya seperti biasa kebawah bantal untuk mengambil emas yang di sortir oleh Iblis. Tiba-tiba ia terkaget dengan tidak adanya sesuatu seperti biasanya lalu ia menggerakkan tangannya menguasai semua area dibawah bantal dan mengangkatnya dan hasilnya memang pagi itu emas tidak ada!
Seketika itu juga ia naik pitam dan berkata: “Sungguh iblis telah meremehkanku dan tidak menepati janjinya yang telah aku tepati dengannya, maka haruslah aku hari ini tuk memotong pohon itu setelah aku mengundurnya dulu dan iblis telah membohongiku”. Dan tatkala ia telah sampai dipohon itu Iblis meghalanginya.
Iblis: “Mau kemana kau sholeh!?
Sholeh: “Mau memotong pohon itu!
Iblis: “Kenapa kau mau memotongnya? Apa karena aku tak menaruh emas dibawah bantalmu pagi ini!?” (sambil tertawa terbahak-bahak)
Seketika itu Sholeh terdiam sambil meghunuskan wajahnya dan mengepalkan tangannya, dan Iblis menertawakannya dengan terbahak-bahak!
Iblis: “Kamu tidakkan bisa memotong pohon itu! Wahai sholeh!
Sholeh: “Siapa yang akan menghadangku? Dan melarangku?”(sambil mengepalkan tangannya siap bertarung)
Iblis: “Aku yang akan melarangmu, dan kau kali ini pasti akan kalah dariku dan lemah!” (sambil tertawa lebar)
Maka seketika itu juga terjadilah pertarungan antara keduanya yang tak berlangsung lama kali ini, Iblis berhasil merobohkan Sholeh dan buatnya tak berdaya penuh luka tergeletak diatas tanah, lantas Iblis menduduki dadanya dan mencekik lehernya.
Lalu Iblis berkata: “Apakah sekarang kau tahu kekuatanku wahai sholeh yang bodoh!
Lantas Sholeh menjawab dengan suara tercekik: “Yaaa aku tahu, maka lepaskan aku, jangan bunuh aku! Dan aku takkan memotong pohon itu lagi, akan tetapi tolong katakan padaku apa yang mebuatmu dapat merobohkanku kali ini? Apa?”.
Lalu Iblis menjawab dengan sura lantang:
SUNGGUH KAU DULU KUAT! DAN AKU SANGAT LEMAH!
KETIKA KAU KUAT IMANMU DAN NIATMU MULIA
“MENEGAKKAN KEBENARAN DAN MARAH DEMI TUHANMU”.
ADAPUN SEKARANG! SUNGGUH TELAH PERGI KEKUATANMU
DAN BERKURANG IMANMU, KARENA KAU SEKARANG BERTARUNG
DISEBABKAN OLEH HARTA DAN MARAH DEMI EMAS!”.





Saduran dari cerita "Annasik wal Iblis"

Kutulis Walau Tak Jelas

Ayat-ayat cinta dan pembacanya berinteraksi


Ayat ayat cinta berkata:
“Tiadalah aku sepenggal ayat dari ayat-ayat tuhan”

Pembaca ayat ayat cinta berkata:
“Maka siapa sebenarnya tuhan?
Yang telah menciptakan ayat ayat cinta sepertimu!”

Ayat ayat cinta berkata:
“Yang buat kau membaca diriku
dan menghiasi lembaran-lembaran
dengan ayat ayat yang penuh akan makna
Bila kau mau berfikir dan merenunginya”

Pembaca ayat ayat cinta berkata:
“Lantas siapakah dia?
Sehingga kau berkata seperti demikian”

Ayat  ayat cinta berkata:
“Dialah yang lebih dekat dari pembulu darah
tapi lebih jauh dari langit menurut matamu.
Dialah yang beteman dengan fahri
dan berteman dengan maria ketika mati.
Dialah yang membuat berbeda tulisku
dengan sebuah karya adopsiku.
Dialah sang maha karya akhirat dunia
Tiada sang maha selain dia:
ALLAH DZUL JALALI WAL IKROM.

Pembaca ayat ayat cinta berkata :
Berarti dia yang melebihi mahasiswa
Dan segala yang maha di dunia.








                                                                  Musayka 4 maret 2008

Hidup Adalah Pohon


Hidup kita itu bagai pohon (punya daun, akar dan batang pohon), tinggal kita sirami saja pohon itu setiap hari dengan apa yang kita suka, bila kita suka siram dengan pepsi, maka daunkan berasa pepsi, bila kita suka siram dengan air putih maka daunkan hijau subur. Batang pohon hanya sebagai perantara dan penopang sedang akar adalah penyaring makanan sehari-hari dan daun hanya menjalankan tugasnya menghirup udara tanpa harus bersusah payah merambat dalam tanah seperti akar dan menahan untuk tetap berdiri seperti batang pohon. Tapi perlu kita ketahui bahwa pohon tanpa daun akan gugur, pohon tanpa batang pohon cuma akar. Begitu  juga bila pohon tanpa akar, apalagi! Pasti mati.
Agar pohon tidak mati, maka daun harus bekerja semaksimal mungkin mendapatkan udara yang fresh (ber-fotosintesis), dan batang pohon harus bekerja menyalurkan air ke daun dan udara ke akar, begitu pula akar harus mecari dan menyerap air yang benar-benar jernih. Sehingga menjadi pohon itu kokoh dan rindang nantinya. Beginilah seharusnya hidup kita sehari-hari. Jangan seperti pohon benalu yang hidup cuma numpang juga memeras, tapi jadilah pohon beringin yang enak dipakai untuk  berteduh oleh rumput-rumput.
Demikianlah seharusnya hidup. Menghirup udara yang fresh seperti beramal yang baik dan mejalankan semua yang telah menjadi kewajibannya khalayak daun, dan mencari serta menyerap air yang benar-benar jernih seperti mencari nafkah yang halal dan hasil keringat sendiri (lebih baik, bila mampu) khalayak akar, terus menyampaikan serta menyalurkan dengan amanah seperti bekerja tepat waktu dan terus menerus tanpa lelah (istiqomah) khalayak batang pohon. Sehingga hidup kita (dunia atau akhirat) bisa menjadi kokoh dan dapat ditiru oleh penerus kita seperti rumput-rumput yang berteduh dibawah pohon beringin.
Dan juga, jadikanlah hidup kita disini seperti pepohonan di hutan yang saling melindungi apa yang ada didalamnya, dan jangan sampai ada yang berniat untuk menebang pohon walau hanya satu!
Sahabat demikianlah kata-kata yang bisa aku tulis untuk saat ini semoga dapat menjadi seperti generator yang memompa listrik pada setiap bola lampu hingga terang ruang hati kita.

Menggila

Menusuk merasa menjelma
merubah semua yang mungkin nyata
tapi semua meradang membisu akan harumnya
sang sukma menembus merusuk dan menjilat.
Semua itu terasa kosong bagai bangkai
saat hilangnya sang nyawa.
Aku hanya sepotong manusia
yang selalu bercinta akan dosa
mungkin engkau maha dewa
selalu bercumbu semerbak jiwa surga.
Oh….  tapi sungguh aku menggila akan dipeluk dosa
jika kamu ada,
tapi mungkin rasa ada itu kan jadi sungguh tak ada.
tapi jika kamu tiada
mungkin juga rasa tiada
itu kan jadi sungguh menggila.


Hay sob jangan sambil nungging saat baca tapi sambil buka mata aja. Ini aku berikan untuk mbak aniva duetku di MP.