Ceritaku Pagi Ini

Pagi menyapaku sedikit terlambat, namun aroma embun yang pekat dan kicau burung yang memikat seakan memaksa kedua alisku yang melekat terbuka dan melihat mentari pagi telah berilustrasi membentuk warna warna indah karya Ilahi.

Mimpi mimpiku semalam begitu temaram, ada aku dia dan kamu menjadi satu dalam kotak mimpiku. Entahlah semakin hari semakin sering kau datangi mimpiku yang sering sendiri, dan kamu tak pernah hadir sendiri, kamu selalu bersama orang yang kusayangi.

Kembali ke pagi, air di bak mandi mengajakku meresapi dinginnya pagi dan semangat mentari, tergambar wajah wajah gembira anak anak rantau di sekolah menantiku sembari tersenyum mesra menyapaku, ah aku begitu terpesona akan hal itu. Di ujung ruangku kusapa wajah elok nan syahdu kekasihku, wajahnya ingatkanku pada pangeran dan bidadariku yang jauh dari dekapanku. Kaupun tak luput dari sapa pagiku, walau wajahmu tak kutempel didinding kamarku. Karena kau memang belum jadi milikku namun kau selalu hadir setelah kusapa semua orang terkasihku.

Aku telah bugar, segar dan siap tuk mengajar, motor pun telah siap berputar dan mengantar. Sampaiku disekolah pagi ini ditemani derap kaki muda mudi berjalan gontai menunggu bel berbunyi, sedang aku hanya memandangi parkiran yang masih sepi dan berharap kau datang setelahku berhenti pagi hari ini. Saat kau datang dan buatku memandang tak lekang, fiuuh aku serasa mulai terserang dan meradang tak jelas setiap kau kupandang. Pandanganku terpaku dan ku hanya diam kelu memperhatikanmu dari ujung jilbab hingga kakimu. Ah kau terlalu sempurna di mataku yang sedang mencinta.

...

Aku kalut saat kau yang tadi terlihat tiba tiba tak kulihat dan motormu tak ada ditempat. Akupun malu bertanya pada siapa saja yang kujumpa tentangmu yang tiba tiba tak kujumpa, entah kenapa?!. Gusar dan gusar pikiranku hingga kuberanikan diri berujar lewat pesan singkat padamu. Kemana dan dimana pertanyaan yang selalu terulang bergantian dikala kau tak lagi kutemukan. Aku terdiam dan menanti jawabanmu akan pesan yang kukirim, diamku diujung bangku mengamati halaman sekolah tak jemu berharap kau hadir disitu.

Kau hadir dan aku ketar ketir dikala harus bertanya padamu darimana? Jawabmu yang hanya Hahh buatku semakin ragu tuk lanjutkan pertanyaanku, hingga aku lebih memilih tuk menjauh diruang yang tak terjamah. Diantara senyum dan sedih yang tumpang tindih hadir pesanmu yang tersusun rapi memberiku informasi yang buatku tersenyum sendiri -ah aku sedang benar benar mencintai-

Menyapa walau hanya dengan beberapa kata dan kau membalasnya, itu semua sudah seperti cahaya yang menerangi gulita. Aku terpesona aku dimabuk asmara itulah yang kurasa. Dan bilaku telah lunglai dan beranestesi oleh setiap rasa yang kumiliki, ku lari ke kelas dan mengulas semua bahan ajar sampai tuntas laluku mulai bercerita mengenang kekasihku tercinta beserta pangeran dan bidadarinya, semua itu kusengaja agarku terbangun didunia nyata dan kembali merasa apa yang seharusnya ada.

Melihatmu walau tak sedekat dahulu, sudah buat pikiranku tak menentu dan terkesima olehmu, bercakap denganmu walau tak harus melihat wajahmu bagiku adalah hal yang istimewa dan membahagiakan kun dikala kukembali kerumah. Sungguh aku semakin yakin kau adalah adrenalin yang kan memompa hidupku yang hampa menjadi bercahaya. Kau yang membaca ceritaku hari ini, ijinkan aku berjumpa orang yang kau sayangi dan mengutarakan semua yang kupendam dalam hati tuk jadikan kau kekasih yang diridhoi Allah yang maha belas kasih.



Sent from Papan Tulis

Tidak ada komentar: